KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis yang berjudul “manajemen
keperawatan Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa,
penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik
penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa
mungkin menyelesaikan karya ilmiah meskipun tersusun sangat sederhana.
Karya tulis
ini di susun dalam rangka memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa untuk
mengerjakan tugas yang di tugaskan oleh dosen pembimbing. Sehubungan dengan
penyusunan karya tulisini saya menyadari
tanpa kerja sama antara dosen pembimbing dan penulis serta beberapa kerabat
yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penulis demi tersusunnya
karya ilmiah ini, untuk itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besranya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam karya tulis ini.
Semoga ALLAH SWT, memberikan
imbalan atas segala bantuan, bimbingan,dan petunjuk yang telah di berikan.
Demikian
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada
umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL………………………………………………………..
KATA
PENGANTAR……………………………………………………..
DAFTAR
ISI………………………………………………………………..
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………………….
1. LATAR BELAKANG………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..
1.
Manajemen
Keperawatan………………………………………….
2.
Langkah Langkah Perencanaan……………………………………
3.
Pengendalian
Mutu Pelayanan Keperawatan………………………
4.
Pengertian
kepemimpinan……………………………………………
5.
Konsep Komunikasi
Kepemimpinan………………………………..
6.
Fungsi
komunikasi kepemimpinan………………………………….
7.
Teori Perubahan……………………………………………………..
BAB III PENUTUP……………………………………………………….
A. Kesimpulan………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
2.TEORI
PERUBAHAN
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………
A.
LATAR
BELAKANG………………………………………………
B.
RUMUSAN
MASALAH…………………………………………….
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………….
A.
Pengertian
Perubahan……………………………………………….
B.
Macam
– Macam Perubahan………………………………………..
C.
Jenis
dan Proses Perubahan………………………………………...
D.
Teori
Perubahan…………………………………………………….
E.
Tingkat
Perubahan………………………………………………….
F.
Faktor
Penghambat Perubahan……………………………………
BAB III PENUTUP……………………………………………………….
A.
Kesimpulan…………………………………………………………...
B.
Saran………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………
|
I
ii
iii
1
1
2
2
4
10
12
15
16
17
19
19
20
9
9
9
11
11
12
13
13
17
18
19
19
19
20
|
1.
Pengertian
Menurut WHO stroke adalah
adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak
fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)
Perdarahan intracerebral
adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan
primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma
kapitis. (UPF, 1994)
2.
Etiologi
Menurut Smeltzer (2001)
stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari
empat kejadian yaitu:
empat kejadian yaitu:
A. Trombosis
serebral
Arteriosklerosis
serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis
serebral, yang merupakan penyebab paling umum dari stroke. Tanda-tanda
trombosis serebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum.
Beberapa pasien dapat mengalami pusing, perubahan kognitif, atau kejang, dan
beberapa mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari haemorrhagi
intracerebral atau embolisme serebral. Secara umum, trombosis serebral tidak
terjadi dengan tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau
parestesia pada setengah
tubuh dapat mendahului
awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari.
B. Embolisme
serebral
Embolus
biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang - cabangnya, yang merusak
sirkulasi serebral. Awitan hemiparesis atau hemiplegia tiba-tiba dengan afasia
atau tanpa afasia atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung
atau pulmonal adalah karakteristik dari embolisme serebral.
C. Iskemia
serebral
Iskemia
serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi ateroma
pada arteri yang menyuplai darah ke otak.
3.
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Pengumpulan data
1)
Identitas klien
Meliputi
nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register,
diagnose
medis.
2)
Keluhan utama
Biasanya
didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan
tidak
dapat berkomunikasi. (Jusuf Misbach, 1999)
3)
Riwayat penyakit sekarang
Serangan
stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat
klien
sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah
bahkan
kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan
atau
gangguan fungsi otak yang lain. (Siti Rochani, 2000)
4)
Riwayat penyakit dahulu
Adanya
riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat
trauma
kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan,
aspirin,
vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan. (Donna D. Ignativicius, 1995)
5)
Riwayat penyakit keluarga
Biasanya
ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus
(Hendro Susilo, 2000)
6)
Riwayat psikososial
Stroke memang suatu penyakit yang sangat
mahal. Biaya untuk
pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan
keluarga sehingga faktor
biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan
pikiran klien dan keluarga.
Pola-pola fungsi kesehatan
Pola-pola fungsi kesehatan
a)
Pola
persepsi dan tata laksana hidup sehat
Biasanya ada riwayat perokok,
penggunaan alkohol, penggunaan obat kontrasepsi oral.
b)
Pola
nutrisi dan metabolisme
Adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun,
mual muntah pada
fase akut.
c)
Pola
eliminasi
Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat
penurunan peristaltik usus.
d)
Pola
aktivitas dan latihan
Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan,
kehilangan sensori atau paralise/ hemiplegi, mudah lelah
e)
Pola
tidur dan istirahat
Biasanya klien mengalami kesukaran untuk
istirahat karena kejang otot/nyeri otot
f)
Pola
hubungan dan peran
Adanya perubahan hubungan dan peran
karena klien mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara.
g)
Pola
persepsi dan konsep diri
Klien merasa tidak berdaya,
tidak ada harapan, mudah marah, tidak kooperatif.
h)
Pola
sensori dan kognitif
Pada pola sensori klien mengalami
gangguan penglihatan/kekaburan pandangan,perabaan/sentuhan menurun pada muka
dan ekstremitas yang sakit. Pada pola kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan proses
berpikir.
i)
Pola
reproduksi seksual
Biasanya terjadi penurunan
gairah seksual akibat dari beberapa .pengobatan stroke,
seperti obat anti kejang, anti hipertensi, antagonis .histamin.
j)
Pola
penanggulangan stress
Klien biasanya mengalami kesulitan
untuk memecahkan masalah karenagangguan proses berpikir dan kesulitan
berkomunikasi
k)
Pola
tata nilai dan kepercayaan
Klien biasanya jarang melakukan
ibadah karena tingkah laku yang tidak stabil,kelemahan/kelumpuhan pada salah
satu sisi tubuh.
B. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
·
Kesadaran
: umumnya mengelami penurunan kesadaran
·
Suara
bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa
bicara
·
Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi
bervariasi
b) Pemeriksaan integumen
·
Kulit
: jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di
samping itu perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah
yang menonjol karena klien CVA Bleeding harus bed rest 2-3 minggu
·
Kuku :
perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis .
·
Rambut
: umumnya tidak ada kelainan
·
Pemeriksaan
kepala dan leher
·
Kepala
: bentuk normocephalik
·
muka :
umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi
·
Leher
: kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998)
d) Pemeriksaan dada
Pada
pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi,
wheezing ataupun suara nafas
tambahan, pernafasan tidak teratur akibat penurunan refleks batuk dan menelan.
e) Pemeriksaan abdomen
Didapatkan
penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang
terdapat kembung .
f) Pemeriksaan inguinal, genetalia,
anus
Kadang
terdapat incontinensia atau retensi urine
g) Pemeriksaan ekstremitas
Sering
didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
h) Pemeriksaan neurologi
(i)
Pemeriksaan
nervus cranialis
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.
(ii) Pemeriksaan motorik
Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada salah satu sisi
tubuh.
(iii) Pemeriksaan sensorik
Dapat
terjadi hemihipestesi.
l) Pemeriksaan refleks
Pada
fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.
Setelah
beberapa
hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahuli dengan refleks
patologis.(Jusuf
Misbach, 1999)
2. .Diagnosa keperawatan
1) Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan
perdarahan
intracerebral. (Marilynn E.
Doenges, 2000)
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
hemiparese/hemiplagia (Donna D.
Ignativicius, 1995)
3) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan
sensori, penurunan
penglihatan ( Donna D.
Ignativicius, 1995)
4) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
penurunan sirkulasi darah otak
(Donna D. Ignativicius, 1995)
3. Perencanaan
Rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan diatas adalah :
Rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan diatas adalah :
1.
Gangguan
perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan intra cerebral
Tujuan :
Tujuan :
Perfusi jaringan otak dapat
tercapai secara optimal
Kriteria hasil :
- Klien tidak gelisah
-
Tidak ada keluhan nyeri kepala, mual, kejang.
- GCS 456
- Pupil isokor, reflek cahaya
(+)
- Tanda-tanda
vital normal(nadi : 60-100 kali permenit, suhu: 36-36,7 C,
pernafasan 16-20 kali permenit)
Rencana tindakan
A. Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang
sebab-sebab peningkatan TIK
dan akibatnya
B.
Anjurkan
kepada klien untuk bed rest total
C.
Observasi
dan catat tanda-tanda vital dan kelainan tekanan intrakranial tiap .......dua jam
D.
Berikan
posisi kepala lebih tinggi 15-30 dengan letak jantung ( beri bantal tipis)
E.
Anjurkan
klien untuk menghindari batuk dan mengejan berlebihan
F.
Ciptakan
lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
G.
Kolaborasi
dengan tim dokter dalam pemberian obat neuroprotektor
Rasional
A. Keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan
B.
Untuk
mencegah perdarahan ulang
C.
Mengetahui
setiap perubahan yang terjadi pada klien secara dini dan .......untuk penetapan
tindakan yang tepat
D. Mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan drainage
vena dan memperbaiki
....................sirkulasi serebralBatuk dan mengejan dapat meningkatkan
tekanan intra kranial dan potensial terjadi perdarahan ulang
E.
Rangsangan
aktivitas yang meningkat dapat meningkatkan kenaikan TIK. Istirahat
....................total
dan ketenangan mingkin diperlukan untuk pencegahan terhadap perdarahan
...................dalam kasus stroke hemoragik / perdarahan lainnya
F.
Memperbaiki
sel yang masih viabel
2.
Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplegia
Tujuan :
Klien mampu melaksanakan
aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya
Kriteria hasil
Kriteria hasil
- Tidak terjadi kontraktur sendi
- Bertambahnya kekuatan otot
- Klien menunjukkan tindakan
untuk meningkatkan mobilitas
Rencana Tindakan
a)
Ubah
posisi klien tiap 2 jam
b)
Ajarkan
klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang tidak sakit
c)
Lakukan
gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
d)
Berikan
papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi fungsionalnya
e)
Tinggikan
kepala dan tangan
Rasional
a)
Menurunkan
resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelekpada
daerah yang tertekan
b)
Gerakan
aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi
jantung dan pernapasan
c)
Otot
volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan
3.
Gangguan
persepsi sensori berhubungan dengan penurunan sensori ;
penurunan penglihatan
Tujuan :
Tujuan :
Meningkatnya persepsi sensorik
secara optimal.
Kriteria hasil :
Adanya perubahan kemampuan yang nyata Tidak
terjadi disorientasi waktu, tempat ........orang
Rencana tindakan
a)
Tentukan
kondisi patologis klien
b)
Kaji
gangguan penglihatan terhadap perubahan persepsi
c)
Latih
klien untuk melihat suatu obyek dengan telaten dan seksama
d)
Observasi
respon perilaku klien, seperti menangis, bahagia, bermusuhan, halusinasi setiap
saat .
e)
Berbicaralah
dengan klien secara tenang dan gunakan kalimat-kalimat pendek
Rasional
a)
Untuk
mengetahui tipe dan lokasi yang mengalami gangguan, sebagai penetapan rencana
tindakan
b)
Untuk
mempelajari kendala yang berhubungan dengan disorientasi klien
c)
Agar
klien tidak kebingungan dan lebih konsentrasi
d)
Untuk
mengetahui keadaan emosi klien
e)
Untuk
memfokuskan perhatian klien, sehingga setiap masalah dapat dimengerti.
4.
Gangguan
komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah otak
Tujuan
Tujuan
Proses komunikasi klien dapat
berfungsi secara optimal
Kriteria hasil
-
Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapat dipenuhi
- Klien mampu merespon setiap berkomunikasi secara verbal maupun isyarat
Rencana tindakan
- Klien mampu merespon setiap berkomunikasi secara verbal maupun isyarat
Rencana tindakan
a)
Berikan
metode alternatif komunikasi, misal dengan bahasa isyarat
b)
Antisipasi
setiap kebutuhan klien saat berkomunikasi
c)
Bicaralah
dengan klien secara pelan dan gunakan pertanyaan yang
jawabannya “ya” atau “tidak”
d)
Anjurkan
kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien
e)
Hargai
kemampuan klien dalam berkomunikasi
f)
Kolaborasi
dengan fisioterapis untuk latihan wicara
Rasional :
a)
Memenuhi
kebutuhan komunikasi sesuai dengan kemampuan klien
b)
Mencegah
rasa putus asa dan ketergantungan pada orang lain
c)
Mengurangi
kecemasan dan kebingungan pada saat komunikasi
d)
Mengurangi
isolasi sosial dan meningkatkan komunikasi yang efektif
e)
Memberi
semangat pada klien agar lebih sering melakukan komunikasi
f)
Melatih
klien belajar bicara secara mandiri dengan baik dan benar
4. Evaluasi
No. Dx
|
Evaluasi
|
I
|
Implementasi dinyatakan berhasil
jika dalam waktu …x24 jam diharapkan perfusi jaringan serebral
pasien teratasi dengan criteria hasil - Kesadaran kembali membaik.
- Tidak ada perubahan dalam respon
motorik/sensorik;
- Tidak
gelisah
- tanda-tanda
vital dalam rentang normal.
|
II
|
Implementasi dinyatakan berhasil
jika dalam waktu …x 24 jam diharapkan gangguan mobilitas fisik
berkurang dengan memenuhi criteria hasil :
- penurunan kemampuan bergerak
berkurang
- keterbatasan rentang gerak
berkurang
|
III
|
Implementasi
dinyatakan berhasil jika dalam waktu …x 24 jam diharapkan tidak terjadi kerusakan
persepsi dengan memenuihi criteria hasil :
- Dapat
berkonsentrasi dengan baik
- pola
komunikasi baik
- tidak
terjadi distorsi pendengaran
- tidak
terjadi distorsi visual
- tidak
terjadi disorientasi tempat, waktu dan orang.
|
IV
|
Implementasi dinyatakan berhasil jika dalam
waktu…x 24 jam diharapkan kerusakan
komunikasi verbal dapat diatasi dengan memenuhi kriteria hasil.
- Mampu untuk mengungkapkan
kata-kata dengan baik dan jelas
- Dapat berbicara
- Tidak gagap
|
V
|
Implementasi dinyatakan berhasil
jika dalam waktu…x 24 jam diharapkan perawatan diri
pasien terpenuhi dengan kriteria hasil :
- Klien dapat
melakukan aktivitas perawatan diri sesuai .......dengan kemampuan klien
-
Klien dapat mengidentifikasi sumber
pribadi/komunitas untukmemberikan bantuan sesuai kebutuhan
|
VI
|
Implementasi dinyatakan berhasil
jika dalam waktu…x 24 jam diharapkan perawatan diri
pasien terpenuhi dengan kriteria hasil :
-
Klien dapat melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai dengan
kemampuan
klien
-
Klien dapat mengidentifikasi sumber
pribadi/komunitas untuk
memberikan bantuan sesuai kebutuhan
|
0 komentar:
Posting Komentar